Rabu, 09 November 2011

Umar bin Abdul Azis dan Sang Putra

    Umar bin Abdul Azis adalah seorang tabiin yang terkenal dengan wara' dan sangat terhormat dikalangan para Ulama. Ia mendapat gelar Khalifah Rasyid yang kelima karena memerintah sesuai dengan sistem Khulafaur Rasyidin. Kekhalifahannya dimulai setelah kepemimpinan Sulaiman bin Abdul Malik.
    Sedari kecil, Umar bin Abdul Azis dikenal dengan kegemarannya menuntut ilmu. Saat di usia yang masih muda,Umar lebih suka bergaul dengan para pemuka ahli fiqih dan para ulama. Bahkan ia pernah diamanahkan untuk menjabat gubernur Madinah walaupun tidak lama.

Dibaiat menjadi khalifah
    Setelah wafatnya Sulaiman bin Abdul Malik, ia ditunjuk dan di baiat menjadi khalifah. Peristiwa ini berjalan unik, karena sebenarnya Umar sendiri tidak menyukai ia ditunjuk menjadi khalifah. Saat itu, ia mengumpulkan orang-orang di masjid untuk sholat berjamaah, kemudian ia berpidato. Setelah mengucapkan hamdalah dan bersholawat pada Nabi, iaberseru,"wahai manusia! Saya di uji untuk mengemban tugas ini tanpa dimintai pendapat, atau bukan permintaan dari saya, atau masyarakat kaum muslimin. Maka saat ini juga saya batalkan baiat yang kalian berikan pada diri saya dan selanjutnya pilihlah khalifah yang kalian suka!". Namun sesaat orang-orang yang hadir serempak mengatakan,"Kami telah memilih engkau wahai Amirul Mukminin. Perintahkanlah kami dengan kebahagiaan dan keberkatan!".
    Umar tertegun, kemudian ia berseru kembali,"Wahai manusia Barang siapa manaati Allah, wajib ditaati, siapa yang mendurhakai-Nya tidak boleh ditaati oleh seorangpun. Wahai manusia! Taatilah saya selama saya menaati Allah dalam memerintahmu dan jika saya mendurhakainya tidak seorangpun yang boleh mentaati saya." Kemudian ia turun dari mimbar.

Percakapan antara dia dengan putranya
     Sesampainya di rumah, Umar pergi ke tempat tidur untuk istirahat. Tetapi belum sempat membaringkan badan, putranya, Abdul Malik datang menghampirinya. Saat itu Abdul Malik masih berumur 17 tahun. Putranya bertanya,"apa yang kau lakukan wahai Amirul Mukminin?". Umar menjawab,"Putraku, aku hendak istirahat sebentar, dalam tubuhku tak ada kekuatan lagi,". Abdul Malik langsung menimpali,"Apakah engkau istirahat sebelum mengembalikan hak yang dirampas dengan jalan curang kepada yang punya?". Umar menjawab,"putraku, aku tadi bergadang mengurus pamanmu Sulaiman, besok dhuhur aku sholat dengan orang-orang dan insyaAllah akan mengembalikan hak-hak yang diambil secara curang itu kepada yang punya.". Oleh putranya Abdul Malik disanggah lagi,"siapa yang menjamin umurmu akan panjang sampai dhuhur wahai Amirul Mukminin?". Serta merta Umar berdiri, lalu mencium dan merangkulnya, seraya berkata,"Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkan dari tulang rusukku seseorsng yang menolongku dalam beragama.". Seketika itu juga dia memerintahkan untuk menyeru semua orang, barang siapa pernah dicurangi orang lain, agar melapor. Umarpun mengembalikan hak-hak yang dirampas dengan curang itu kepada yang berhak.

Keadilannya
    Umar pernah mengumpulkan sekumpulan ahli fiqih dan ulama, lalu mengatakan,"Saya mengumpulkan tuan-tuan ini untuk meminta pendapat mengenai hasil tindak curang yang dilakukan keluargaku," Mereka mengatakan,"Itu semua terjadi sebelum masa pemerintahanmu. Maka dosanya berada yang merampasnya."
    Umar tidak puas dengan pendapat itu dan mengambil pendapat kelompok lain, di dalamnya termasuk putranya Abdul Malik, yang mengatakan kepadanya,"Saya berpendapat, hasil-hasil itu harus dikembalikan kepada yang berhak, selama engkau mengetahuinya. Jika tidak dikembalikan engkau telah menjadi partner mereka yang merampasnya dengan curang.". Mendengar itu Umar puas dan langsung berdiri untuk mengembalikan hasil-hasil tindak kecurangan itu.

Wafatnya
    Masa pemerintahannya hanya berlangsung sebentar, hanya dua setengah tahun. Namun ia tercatat sebagai pemerinta yang adil kepada rakyatnya.

           (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar